Rabu, 19 Februari 2014

Wanita, Hati-hati Pembalutmu, Musuhmu?



PEMBALUT. Benda yang satu ini memang sudah sangat akrab dengan wanita yang sudah mengalami masa haidh. Pembalut melindungi agar darah haidh yang di keluarkan wanita tidak berceceran kemana-mana dan menjaga kesucian tempat yang dilalui oleh wanita yang sedang haidh.

Mengapa di dalam fiqih dikatakan waita yang sedang haidh dilarang berjalan ke dalam masjid? Karena zaman dahulu belum ada pembalut sehingga dikhawatirkan darah haidh yang keluar dapat berceceran sehingga mengotori kesucian tempat beribadah. Namun, apakah Anda ketahui bahwasannya pembalut yang pada dasarnya berfungsi sebagai pelindung justru menjadi salah satu penyebab kanker serviks karena terbuat dari bahan-bahan yang sangat tidak layak untuk digunakan sebagai pembalut?

Berikut beberapa bahan dasar berbahaya untuk pembalut murahan yang sering dipakai wanita saat ini:

• Ada pembalut yang tidak 100% menggunakan kapas murni sebagai bahan dasarnya. Tetapi untuk menghemat biaya produksi, para produsen jahat mendaur ulang kertas bekas, kertas koran, kardus, serbuk kayu (pulp), dan karton bekas yang penuh dengan bakteri sebagai bahan dasar pembalut.

• Dalam proses daur ulang, banyak terkandung zat kimia (DIOXIN) yang digunakan untuk proses pemutihan. Zat kimia ini juga digunakan untuk proses sterilisasi kuman pada kertas serta pembuangan bau. Hal inilah yang menyebabkan resiko terjadinya kanker mulut rahim.

• Pada pembalut wanita yang putih bersih, setiap 1 cm2 mengandung 107 bakteri berbahaya yang merangsang pertumbuhan bakteri atau virus bila digunakan 2 jam terus menerus.

Lantas bagaimanakah cara mengenali pembalut yang berbahaya? Anda bisa melakukan penelitian secara sederhana.

• Sediakan setengah gelas air putih
• Robek pembalut, ambil bagian dalamnya
• Masukkan pembalut pada gelas berisi air
• Aduk secara perlahan
• Amatilah! Jika kapas pembalut tersebut hancur atau air menjadi keruh, bisa jadi itu adalah pembalut yang menggunakan bahan dasar yang tidak layak. [retsa/Kitab safinah/Riena1/cafeberita]

Tidak ada komentar: